Makalah Manajer dan Pengambilan Keputusan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pengambilan
keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Pembuatan keputusan (decision
making) menggambarkan proses bagaimana serangkaian kegiatan dipilih sebagai
penyelesaian suatu masalah tertentu. Benar kata orang bijak
“Jika cara anda tepat dalam membuat keputusan, maka anda akan terbebas dari
berbagai persoalan dalam hidup”. Kualitas keputusan-keputusan manajer akan menentukan
efektifitas rencana yang disusun. Pengambilan
keputusan yang baik merupakan bagian vital dari manajemen yang baik karena
setiap keputusan yang diambil akan menentukan bagaimana sebuah organisasi dapat
mencapai tujuan-tujuannya. seorang manajer harus dapat menetapkan dan
memutuskan keputusan yang harus diambil yaitu keputusan terbaik dengan
mempertimbangkan hal-hal yang menyangkut perusahaan secara menyeluruh.
Pengambilan keputusan adalah memilih
satu atau lebih diantara sekian banyak alternatif keputusan yang mungkin.
Alternaif keputusan meliputi keputusan ada kepastian, keputusan beresiko,
keputusan ketidakpastian dan keputusan dalam konflik.
Manajemen
membutuhkan Informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka. Sistem
Informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan Informasi untuk
manajemen setiap tingkatan. Tiap-tiap kegiatan dan keputusan manajemen yang
berbeda membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh karena itu, untuk dapat
menyediakan informasi yang relevan dan berguna bagi manajemen, maka
pengembangan Sistem Informasi harus memahami terlebih dahulu kegiatan yang
dilakukan oleh manajemen dan tipe keputusannya.
Keputusan bisa dibuat berulang kali secara rutin dan dalam
bentuk persoalan yang sama sehingga mudah dilakukan keputusan. Keputusan yang
dihadapi mugnkin serupa dengan situasi yang pernah dialami, tetapi ada ciri
khusus dari permasalahan yang baru timbul.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
saja jenis-jenis pengambilan keputusan seorang manajer?
2.
Bagaimana
konsep dasar dan langkah-langkah yang tepat bagi seorang manajer dalam
mengambil keputusan ?
3.
Apa
saja jenis-jenis keputusan yang dibuat seorang manajer ?
4.
Apa
fungsi dan tujuan mengambil keputusan ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1.
mengetahui
jenis-jenis pengambilan keputusan oleh seorang manajer.
2.
mampu
memahami konsep dasar dan langkah-langkah yang tepat bagi seorang manajer dalam
mengambil keputusan.
3.
Mengetahui
jenis-jenis keputusan yang dibuat seorang manajer.
4.
Mampu
mengetahui fungsi dan tujuan mengambil keputusan.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 MANAJER
Manajer adalah orang yang bertanggung jawab untuk
mengarahkan usaha yang bertujuan untuk membantu organisasi dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Selain pengertian itu ada beberapa pendapat
mengenai pengertian manajer
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
mendefenisikan Manajer
adalah : (1) orang yg mengatur pekerjaan atau kerja sama di antara berbagai
kelompok atau sejumlah orang untuk mencapai sasaran. (2) orang yg berwenang dan
bertanggung jawab membuat rencana, mengatur, memimpin, dan mengendalikan
pelaksanaannya untuk mencapai sasaran tertentu.
Wikipedia Indonesia mengartikan manajer sebagai
seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan
kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan yang
sebelumnya sudah ditetapkan oleh organisasi
Menurut Robert Tanembaum,
manajer adalah seseorang pemimpin yang mengarahkan orang lain dan bertanggung
jawab atas pekerjaan tersebut. Sedangkan pemimpin yang dimaksud adalah Pemimpin
adalah mereka yang menggunakan wewenag formal untuk mengorganisasi, mengarahkan
dan mengontrol para bawahan yang bertanggungjawab, supaya semua bagian
pekerjaan dikoordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan.
2.2 KEPUTUSAN DAN PENGAMBILANN
KEPUTUSAN
Ralph C.
Davis (Hasan, 2004) memberikan definisi atau atau pengertian keputusan sebagai
hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan
merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat
menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan
perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang
sangat menyimpang dari rencana semula.
Mary Follet memberikan definisi atau pengertian keputusan
sebagai suatu atau sebagai hokum situasi. Apabila semua fakta dari situasi itu
dapat diperolehnya dan semuayang terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau
mentaati hukumannya atau ketentuannya, maka tidak sama dengan mentaati
perintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan wewenang dari hukum
situasi.
Menurut G. R. Terry Pengambilan keputusan dapat
didefenisikan sebagai pemilihan alternatif kelakuan tertentu dari dua atau
lebih alternatif yang ada.
Menuurut Harold Koontz dan Cyril
ODonnel Pengambilan keputusan adalah
pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara bertindakadalah
inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada
keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah
dibuat.
Theo
Haiman menilai bahwa inti
dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara
bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara
bertindak yang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti
penempatan untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah.
Menurut
Drs. H. Malayu S.P Hasibuan
pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari
jumlah alternative untuk melakukan aktifitas- aktifitas pada masa yang akan
datang.
Chester I. Barnard mendefenisikan Keputusan sebagai
perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses
keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku
organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 JENIS-JENIS PENGAMBILAN
KEPUTUSAN SEORANG MANAJER
Ada beberapa jenis-jenis pengembilankeputusan yang dilakukan
oleh seorang manajer diantaranya adalah :
1. Pengambilan
Keputusan Rasional
Keputusan yang bersifat rasional
berkaitan dengan daya guna. Masalah masalah yang dihadapi merupakan masalah
yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan
pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang
rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana
dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.
2. Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan
didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu
dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah
dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah
hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu
menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan. Keputusan
yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang
merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang
cukup itu sangat sulit.
3. Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi bahwa sebelum
mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini
sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui
arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman
masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya,
maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak
dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan
cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
Dalam hal tersebut, pengalaman
memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang
berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman
dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan
bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha
masalah.
4.
Pengambilan
Keputusan berdasarkan wewenang
Banyak sekali keputusan yang diambil
karena wewenang (authority) yang
dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan
wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi
tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
Keputusan yang berdasarkan wewenang
memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain :
Banyak diterimanya oleh bawahan,
memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi
maka akan lebih permanent sifatnya.
Keputusan yang berdasarkan pada
wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan
praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat
keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi
kabur atau kurang jelas.
5.
Pengambilan
Keputusan berdasarkan Intuisi.
Keputusan yang diambil berdasarkan
intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti,
pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain.
3.2 KONSEP DASAR DAN LANGKAH-LANGKAH
MENGAMBIL KEPUTUSAN.
A.
Konsep
Dasar Pengambilan Keputusan
1. Perencanaan strategis
Kegiatan
manajemen yang tingkatannya paling atas, tujuannya sebagai proses evaluasi
lingkungan diluar organisasi, penerapan tujuan-tujuan organisasi dan penentuan
strategi-strategi yang ingin diambil oleh perusahaan.
2. Pengendalian manajemen
Suatu
sistem yang digunakan untuk meyakinkan bahwa organisasi telah menjalankan
strategi yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
3. Pengendalian operasi
Kegiatan
ini dilakukan dibawah proses pengendalian manajemen dan berfokus pada
tugas-tugas tingkat bawah.
B.
Langkah-Langkah
Mengambil Keputusan
1. Pengenalan
syarat-syarat sebuah keputusan
Dalam
memngambil sebuah keputusan seorang manajer harus mengerti dahulu apa saja
syarat-syarat yang perlu diperhatikan.
2. Diagnosis
dan Analisis Sebab-Akibat
Diagnosis
adalah langkah dalam pengambilan keputusan di mana manajer menganalisis
fator-faktor sebab akibat penting yang berhubungan dengan situasi yang penting.
3. Pengembangan
Alternatif
Mengembangkan
solusi yang akan bisa menjadi pemuasan dalam mengatasi masalah.
4. Pemilihan
Alternatif yang Dikehendaki
Manajer
mencoba menyeleksi pilihan dengan risiko dan ketidakpastian paling sedikit.
Manajer kemudian mencoba untuk mengukur prospek-prospek menuju sukses.
5. Penerapan
Alternatif Terpilih
Kesuksesan
alternative terpilih ini akan bergantung pada bisa tidaknya alternatif ini
diterjemahkan menjadi suatu tindakan.
6. Evauasi
dan Umpan Balik
Pada
tahap evaluasi yang merupakan bagain proses pengambilan keputusan. Para
pengambil keputusan akan mendapatkan informasi tentang seberapa baiknya mereka
menerapkan keputusan yang telah mereka ambil.
Menurut Simon (1960) ada beberapa tahap pengambilan keputusan,
disebutkan olehnya proses pengambilan keputusan ada 4 tahapan yakni :
1.
Intelligence
2. Design
3. Choice
4.
Implementation
3.3 JENIS-JENIS KEPUTUSAN
Selain jenis-jenis pengambilan keputusan diatas, ada pula 2
pembagian kategori pengambilan keputusan antara lain :
A.
Pengambilan
keputusan terprogram
Keputusan yang diprogram merupakan keputusan yang bersifat
rutin dan dilakukan secara berulang-ulang sehingga dapat dikembangkan suatu
prosedur tertentu. Keputusan yang diprogram terjadi jika permasalahan
terstruktur dengan baik dan orang-orang tahu bagaimana mencapainya.
Permasalahan ini umumnya agak sederhana dan solusinya relatif mudah. Di
perguruan tinggi keputusan yang diprogram misalnya keputusan tentang
pembimbingan KRS, penyelenggaraan Ujian Akhir Semester, pelaksanaan wisuda, dan
lain sebagainya (Gitosudarmo, 1997).
Jenis
pengambilan keputusan ini.mengandung suatu respons otomatik terhadap
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Masalah yang
bersifat pengulangan dan rutin dapat diselesaikan dengan pengambilan keputusan
jenis ini. Tantangan yang besar bagi seorang analis adalah mengetahui
jenis-jenis keputusan ini dan memberikan atau menyediakan metode-metode untuk
melaksanakan pengambilan keputusan yang terprogram di mana saja. Agar
pengambilan keputusan harus didefinisikan dan dinyatakan secara jelas. Bila hal
ini dapat dilaksanakan, pekerjaan selanjutnya hanyalah mengembangkan suatu
algoritma untuk membuat keputusan rutin dan otomatik. [1][1]
Dalam
kebanyakan organisasi terdapat kesempatan-kesempatan untuk melaksanakan
pengambilan keputusan terprogram karena banyak keputusan diambil sesuai dengan
prosedur pelaksanaan standar yang sifatnya rutin. Akibat pelaksanaan pengambilan
keputusan yang terprogram ini adalah membebaskan manajemen untuk tugas-tugas
yang lebih penting.
B.
Pengambilan
keputusan tidak terprogram:
Keputusan yang tidak diprogram adalah keputusan baru, tidak
terstrutur dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Tidak dapat dikembangkan
prosedur tertentu untuk menangani suatu masalah, apakah karena permasalahannya
belum pernah terjadi atau karena permasalahannya sangat kompleks dan penting.
Keputusan yang tidak diprogram dan tidak terstruktur dengan baik, apakah karena
kondisi saat itu tidak jelas,metode untuk mencapai hasil yang diingankan tidak
diketahui,atau adanya ketidaksamaan tentang hasil yang diinginkan(Wijono,1999).
Keputusan yang tidak diprogram memerlukan penanganan yang
khusus dan proses pemecahan masalah dengan intuisi dan kreatifitas. Tehnik
pengambilan keputusan kelompok biasanya dilakukan untuk keputusan yang tidak
diprogram. Hal ini disebabkan oleh karena keputusan yang tidak diprogram
biasanya bersifat unik dan kompleks, dan tanpa kriteria yang jelas, dan umumnya
dilingkari oleh kontroversi dan manuver politik (Wijono, 1999). Gillies (1996),
menyebutkan bahwa keputusan yang tidak diprogram adalah keputusan kreatif yang
tidak tersusun, bersifat baru, dan dibuat untuk menangani suatu situasi dimana
strategi/ prosedur yang ditetapkan belum dikembangkan.
Keputusan tidak terprogram menunjukkan proses yang
berhubungan dengan masalah-masalah yang tidak jelas. Dengan kata lain,
pengambilan keputusan jenis ini meliputi proses- proses pengambilan keputusan
untuk menjawab masalah-masalah yang kurang dapat didefinisikan. Masalah-masalah
ini umumnya bersifat kompleks, hanya sedikit parameter'parameter yang diketahui
dan kebanyakan parameter yang diketahui bersifat probabilistik. Untuk menjawab
m'asalah ini diperlukan seluruh bakat dan keahlian dari pengambilan keputusan,
ditambah dengan bantuan sistem infofmasi. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
keputusan tidak terprogram dengan baik. Perluasan fasilitas-fasilitas pabrik,
pengembangan produk baru, pengolahan dan pengiklanan kebijaksanaan-
kebijaksanaan, manajemen kepegawaian, dan perpaduan semuanya adalah contoh
masalah-masalah yang memerlukan keputusan-keputusan yang tidak terprogram.
Sangat banyak waktu yang dikorbankan oleh pegawai-pegawai tinggi pemerintahan,
pemimpin-pemimpin perusahaan, administrator sekolah dan manajer organisasi
lainnya dalam menjawab masalah dan mengatasi
konflik. Ukuran keberhasilan mereka dapat dihubungkan secara
langsung kepada mutu informasi yang
mendasari tugas ini.
3.4 FUNGSI DAN TUJUAN MENGAMBIL
KEPUTUSAN
A.
Fungsi
pengambilan keputusan
Pengambilan
keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah mempunyai fungsi
antara lain:
Pangkal
permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah baik secara
individual maupun secara kelompok, baik secara lnstitusional maupun secara
organisasional.
Sesuatu
yang bersifat futuristic, artinya menyangkut dengan hari depan/masa yang akan
dating, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.
B.
Tujuan
Pengambilan Keputusan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu
dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua
kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan
efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan
kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan organisasi.
Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dalam pembahasan ini dapat
diambil kesimpulan diantaranya adalah :
1. Keputusan adalah cara bertindak yang
dipilih oleh manajer untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah.
2. Pengambilan keputusan yang baik
merupakan bagian vital dari manajemen yang baik karena setiap keputusan yang
diambil akan menentukan bagaimana sebuah organisasi dapat mencapai
tujuan-tujuannya.
3. Dalam hal pengambilan keputusan,
terdapat cara, langkah serta metode yang digunakan sehingga pengambilan
keputusan merupakan langkah akhir dalam fungsi manajemen (perencanaan) sebagai
petunjuk langkah-langkah selanjutnya
4.2 SARAN
Setelah kita mengetahui berbagai
macam hal mengenai manajer dan pengambilan keputusan yang baik dan yang benar
maka hendaknya ilmu ini diaktualisasikan ke kehidupan nyata sehingga sebuah organisasi dapat mencapai
tujuan-tujuannya dan dapat pula meminimalisasikan kesalahan-kesalahan yang tidak terduga
ataupun tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Syafie
Kencana Inu, dkk. 1999. Ilmu Administrasi
Publik. Jakarta : Reneka Cipta
Pasolong
Harbani, 2007. Teori Administrasi Publik.
Bandung : Alfabeta
Comments
Post a Comment